Lupa

Sudah lama ia lupa mengenal dirinya sendiri. Sudah lama ia tak memeluk dirinya sendiri. Selama ini memikirkan keinginan orang lain. Lupa dengan keinginan sendiri. Selama ini hanya membahagiakan orang lain. Sampai lupa membahagiakan diri sendiri.

Semasa kanak-kanak ia demikian sering mendapat saran dari orang dewasa. "Jadilah dia". "Kerjakan anu agar anu". Ketika ia berontak. Menolak. Ia di cap mencari perhatian. Ia pun sabar dan tabah.

Setelah menyesaikan sekolah dasar,iapun bersiap memasuki masa remaja.Masa yang penuh kebebasan dan kesegaran. Namun ia tetap harus tidak menjadi diri sendiri. Orang sekitar menasehati agar ini dan itu. Bahkan Tuhanpun ikut menyatakan lakukan ini,hindari itu. Semua beralasan untuk kebaikan dirimu sendiri.

Semasa SMA orang sekitar mulai abai.Kadang hanya sekilas nasehat. "Seperti terserah padamu,kamu yang tau dirimu sendiri".
Sewaktu kuliah orang-orang dewasa mulai menasehati dengan kepuntarannya. "Pilihlah jurusan ini agar kamu bisa menjadi ini". "Ini bisa membuat masa depanmu cerah". Memilih jurusan yang tepat seperti memilih hand body lotion yang tepat yang mampu membuat cerah.

Iapun sabar dan tabah.

Sudah lama ia pendam rapat-rapat. Dalam ingatan terdalam.

Saat ia jatuh cinta. Lagi-lagi dipaksa menjadi bukan dirinya sendiri. Harus begini begitu.Terlalu banyak tuntutan. "Mencintai itu harus mau dan mampu membahagiakan yang di cintainya".

Cukup dulu....

Komentar

Postingan Populer