Membunuh Commendatore

 


Hari ini bisa menyelesaikan membaca novel karya Haruki Murakami " Membunuh Commendatore".Novel ini diterbitkan penulis jepang tahun 2017. Untuk terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Jakarta tahun 2021. Novel ini terdiri dari 2 jilid. Jilid I terdiri dari 510 halaman dan Jilid II berjumlah 536 halaman.

Novel ini sudah lama dibeli dan masih segel. Beli di Togamas Singaraja secara online(Sekarang Togamas Singaraja tutup).Jilid I selesai dibaca sekitar 6 hari. Jilid II selesai 4 hari(karena libur dan cuti bersama Idul Fitri). Oh ya selamat merayakan Idul Fitri bagi yang merayakan. Mungkin sekarang yang mudik sudah balik,semoga selamat sampai di rumah kembali.

Membaca Karya Haruki Murakami itu bikin nagih. Cerita mengalir,detail kadang tidak masuk akal dan anehnya dibuat mengikuti alur ceritanya dengan asik.Pokoknya Indah.

Tokoh utama di cerita ini adalah seorang pria berusia 36 tahun, berprofesi sebagai pelukis portrait bertalenta.Tokoh Aku. Punya Istri bernama Yuzu. Entah kenapa mereka pisah ranjamg(secara hukum belum resmi cerai) serta lama kelamaan pisah rumah serta mengalami cerita sendiri-sendiri.

Tokoh Aku kembali ke Tokyo dan seorang teman((Masahiko Amada) menawari si pelukis untuk menempati rumah ayahnya di kawasan perbukitan Odawara. Rumah itu milik Tomohiko Amada, seorang pelukis terkenal yang sudah sangat tua dan mengalami dementia yang dirawat di nursing home.Ternyata Masahiko ini dekat atau menjalin hubungan dengan Yuzu tetapi tidak sampai menikah.

Suatu malam, si pelukis(Tokoh Aku) menemukan lukisan Tomohiko Amada yang tersembunyi di loteng rumah. Disana Juga ada Burung Hantu tanduk. Sebuah masterpiece, karya terbaik Tomohiko Amada yang tidak dipublikasikan. Satu-satunya lukisan yang ada di rumah ini dan menyimpan misteri.Penemuan ini membuka sesuatu yang ganjil mulai menghampiri mereka.

 Lukisan ini berjudul "Killing Commendatore" dengan gaya lukisan Jepang zaman dulu, digambarkan ada anak muda yang membunuh Commendatore dengan pedang menancap di dadanya, disaksikan oleh wanita( Donna Anna) dan pria yang kaget(Muka panjang). Cerita inti singkat.

Pertemuan dengan Wataru Menshiki, tetangga seberang bukit, seorang lelaki kaya raya, lajang, ganteng menawan, tiba-tiba menghubunginya untuk dilukis dengan bayaran yang sangat mahal.Bunyi bel kuno dari lubang bawah tanah di hutan belakang rumah.idea” yang mewujud dalam ukuran mini tokoh orang tua di lukisan Killing Commendatore.Lengkap dengan pedang mini.

Penggalian lubang bekas kuil Aku dan Wataru Menshiki dilanjutkan hal ganjil. Karena mereka mendengar lonceng dalam tanah. Ternyata tidak ada seseorang hanya lonceng kecil. Dan itu membebaskan "Idea"mewujud seperti gambar lukisan "Commendatore"

Seru petualangan mereka. Mariye Akikawa,anak gadis yang hilang berhubungan dengan tokoh aku yang berpetualang dimensi lain yang berhubungan menyelamatkan Mariye Akikawa. Bibinya yaitu Shoko Akikawa kebingungan mencarinya. Hubungan akrab bibinya dengan Menshiki. Dan ternyata Mariye Akikawa anak biologis Menshiki(perkiraannya) .Ibunya Mariye Mati disengat tabuhan.

Akhirnya ,tokoh aku dan Yuzu rujuk. Secara hukum suratnya tidak diajukan ke pengadilan. Yuzu mengandung saat berpacaran dengan Amada lalu pisah. Sudah hamil kembali ke Aku.Dan Aku tidak mempermasahkannya. Sepertinya mereka hamil,antara Yuzu dan Aku berhubungan badan lewat mimpi. Anaknya bernama Moru,anak gadis yang cantik.

Memang ending cerita banyak menyimpan tanda tanya. Apa mungkin ada jilid selanjutnya?

Apa maksud dari lukisan Killing commendatore?

 siapa yang memindahkan bell dan pisau dari rumah Amada?

Saat Mariye bersembunyi di kloset rumah Menshiki, sosok Menshiki yang lain yang bagaimana yang dimaksud oleh Idea?

Kalau Mariye hanya bersembunyi di rumah Menshiki, mengapa si pelukis harus menempuh perjalanan super aneh dan berakhir terjebak di lubang belakang rumahnya?

 "Dalam hidup ini ada banyak hal yang tidak bisa dijelaskan,juga ada hal-hal yang seharusnya tidak dijelaskan.Terutama,jika hal yang terpenting dalam suatu persoalan justru hilang ketika dijelaskan"

(Hal 398)

 


Komentar

Postingan Populer