Buku Laris

 Orang miskin yang senantiasa mengumpat takdir. Ia selalu menerima kesengsaraan. Mungkin ia telat datang. Kebahagiaan telah habis dibagikan. Maka yang datang telat,kebagian penderitaan. Hanya itu yang tersisa.


Bukan hanya takdir yang mempermainkannya. Nasib juga demikian. Nasib senantiasa mengarahkannya menuju jurang. Lalu bersorak saat si Miskin terjerembab.


Si Miskin telah melakukan daya upaya yang sungguh menggetarkan. Berbagai ikhtiar telah dilakukan. Berbagai usaha telah dilakukan. Nasib yang katanya berada di tangan kita,seolah sebuah kebohongan. Nyatanya nasibnya sering dipermainkan oleh tangan-tangan orang lain.


"Aku akan memberimu buku",kata sang nasib yang menemuinya.

Si Miskin tersenyum kecut. Seolah nasib datang hanya untuk meledek. Memang ia dulu bermimpi menjadi penulis hebat. 


"Buku ini akan mengantarkanmu ,mewujudkan mimpi. Ini memang buku usang. Tapi,percayalah ada sesuatu yang tak akan kamu bisa bayangkan ajaibnya",kata Nasib.


Dan buku diletakkan di meja. Lalu nasib pergi.


Orang miskin ini mengambil buku itu. Lalu menuliskan semua kisah hidupnya. Kesedihan-kesedihannya ingin ia bagi. Semoga menginspirasi.


Namun ,sayang tak bisa tertulis dibuku kisahnya. Seolah buku menolak kesedihannya.


Maka si Miskin mencoba menulis hal-hal bahagia. Hal menggembirakan. Dan ternyata cerita kebahagiaan begitu mengalir tertulis dalam buku. Tulisan tentang kegembiraan lancar terangkai dalam kalimat yang indah,menari diatas kertas.


Begitu cepat kisahnya menjadi penuh sebuku.


Buku itu disodorkan pada penerbit. Tanpa bertanya,penerbit menyanggupi. Mengkopi isi buku. Memperbanyak isi buku dan menjualnya.


Buku itu menjadi best seller.


Dile

Komentar

Postingan Populer