Apa itu Penderitaan?


 Lahir ,hidup dan mati merupakan siklus kehidupan. Muncul lenyap merupakan fenomena. Dari mana datangnya muncul?dari mana datangnya lahir? Kemana lenyapnya?kemana setelah mati?

Hari ini setelah menjalani aktivitas harian,tibalah saat ini. Malam hari. Rencana ngopi,setelah di dapur jadinya hanya buat teh. Buka laptop. Nyalakan Hotspot Handphone,agar bisa membuka internet lewat Laptop. Sinyal untuk  internet tidak ada. Menunggu. Setelah bisa akses internet,menuju ke sini. Lama sepi,rindu menyapa. 

Kehidupan dimaknai begitu banyak oleh manusia. Menurutnya hidup adalah perayaan. Hidup adalah kesempatan. Hidup adalah menjalani karma. Hidup adalah kesempatan membaca buku,Hueheheh.

Hidup adalah penderitaan. Demikian asumsi awal Pangeran Siddharta Gautama. Sakit,tua dan mati adalah keniscayaan. Tak seorangpun yang bisa menghentikan putarannya.

Tubuh bisa sehat dan sakit. Penderitaan dan senang disebabkan pikiran. Tubuh yang sakit yang ditambah dengan pikiran adalah penderitaan. Tubuh yang sehat yang ditambah keinginan adalah penderitaan.Saat terpeleset,tubuh bisa sakit. Walaupun sakit,belum tentu menderita. Bisa saja sakit disertai tawa. Lucu. Bisa juga sakit dan dendam dengan yang membuat lantai licin. Menyesal tdak hati-hati. Terus mengutuk diri sendiri. Itulah penderitaan. Bisa penderitaan lama atau sebentar.

Pangeran Siddharta Gautama menyimpulkan hidup adalah penderitaan setelah menyaksikan kenyataan hidup. Putra Raja Suddhodana ini menyaksikan sakit,tua , mati.dan seorang petapa. Hingga muncullah tekad mengakhiri Dukkha.

Sang Pangeran Muda terpukul menyaksikan bahwa laki-laki dan perempuan,anak-anak dan orang lanjut usia semunanya menderita bukan hanya karena ada wabah,perang atau bencana. Mereka menderita karena kecemasan,frustasi dan ketidakpuasan.

Mereka mencapai kekayaan. Mereka mengumpulkan banyak harta benda. Mereka membangun rumah tangga,mengejar pengetahuan. Apapun yang telah dicapainya tetap ketidakpuasan,pendeitaan ada.

Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan mengimpikan kekayaan.

Orang-orang yang tinggal di rumah mengimpikan liburan ke luar kota.

Orang-orang yang jomlo mengangankan punya pasangan.

Orang yang punya pasangan ingin punya lebih dari satu pasangan.

Orang yang punya sejuta ingin memiliki tiga juta.

Sesuatu yang mereka kumpulkan bertahun-tahun lenyap bagai kentut. Segalanya pada akhirnya lenyap.  Seolah kehidupan adalah kejar-kejaran yang tak berguna. Bagaimana bebas darinya?

Di malam yang dingin,Istri dan Rahula,anak pangeran diam-diam Pangeran Muda meninggalkan istana. Meninggalkan kekayaan dan istana,meninggalkan segalanya. Ia melanglang seperti seorang pengembara,seperti seorang tunawisma. Mengunjungi berbagai tempat pertapaan. Belajar dari lebih dari satu guru. Berlatih berbagai metode. Pangeran menyelidiki penderitaan,Dukkha dari akarnya sampai menemukan solusi agar bisa terbebas darinya.

Sang Pangeran menghabiskan enam tahun berkultivasi merenungkan esensi ,penyebab dan penawar penderitaan manusia. Pada akhirnya ia menembusi Dukkha,menemukan akarnya,mampu mecabutnya serta mengalami bebas Dukkha. Beliaupun bergelar Buddha.

Teh dalam gelas telah habis. Camilan juga lenyap di wadahnya. Bukan hilang,hanya berpindah tempat. Bukan hancur hanya berubah wujud. Malam semakin tua. Udara dingin setelah hujan reda. Apakah purnama masih tertutup awan?


Purnama sasih Kelima,Tumpek Klurut.Akhir Oktober 2020

 

Komentar

Postingan Populer