Secuil Kisah Sufi Wanita

 "Ya Tuhan! Jika aku menyembahmu karena takut neraka, bakar aku di neraka,dan jika aku menyembahmu dengan harapan surga, keluarkan aku dari surga.

Tapi jika aku memujamu demi dirimu sendiri, jangan dendam padaku, keindahan-Mu yang abadi”

Kalimat diatas terdengar tidak asing kan ? Ya,Benar. Kalimat itu berasal dari seorang Sufi wanita yang masyur.  Rabia Al-Adawiyya. Beliau merupakan perempuan sufi pertama dalam Islam.

Malam ini menulis karena terinspirasi "Orang-orang di Jalan Sufi,Volume 1" karya OSHO.Buku ini sempat dibaca walau belum selesai. Kemarin melanjutkan membaca. Sampai pada kisah Rabia Al-Adawiya.Pengertian Sufi menurut sudut pandang OSHO sangat unik dan dalam. 

Seorang sufi tidak perlu menjadi seorang muslim. Seorang sufi bisa berada di mana saja.,dalam bentuk apapun.Sufisme adalah inti penting dari semua agama. Sufisme bisa ada tanpa Islam,Islam tidak bisa tanpa Sufisme.Islam tanpa Sufisme menjadi mati. Sufisme adalah Roh,daya hidupnya. Demikian lah kurang lebih pandangan OSHO tentang Sufisme. Jadi ingat dengan ZEN.

Suatu hari Rabia sedang duduk di dalam gubuknya. Hari masih pagi,dan Hasan datang menemuinya. Matahari terbit. Burung-burung berkicau.Pepohonan menari dengan lembut. Hari telah pagi. 

Hasan berseru,"Rabia,apa yang engkau lakukan di dalam? keluarlah !Tuhan telah melahirkan pagi yang indah. Apa yang engkau lakukan di dalam ?

Rabia tertawa dan berkata,"Hasan di luar hanyalah ciptaan Tuhan,di dalam ada Tuhan sendiri. Mengapa engkau tidak masuk ? Ya,pagi ini indah,tapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Sang Pencipta yang menciptakan semua pagi. Ya,burung-burung itu bernyanyi dengan indah,tetapi tidak ada apa-apanya dengan nyanyian Tuhan. Itu terjadi hanya ketika engkau berada di dalam.Mengapa engkau tidak masuk ? Apakah engkau belum selesai dengan bagian luar ? 

Kapan engkau akan masuk ke dalam ?

Kisah yang kecil dan sepele ,tetapi dalam makna.

Suatu malam orang-orang melihat Rabia sedang mencari sesuatu di depan gubuknya. Mereka berkumpul bersama. Mereka bertanya," Ada masalah apa Rabia?Apa yang sedang engkau cari ?".Rabia berkata,"Aku kehilangan jarumku" Dan merekapun membatu.

Kemudian seorang bertanya," Rabia ,jalan ini besar dan hari mulai gelap,sebentar lagi tidak ada cahaya dan jarum adalah benda yang kecil.Beritahu kita dimana kamu menjatuhkan jarumya ?'

"jangan menanyakan itu.Jika kamu ingin membantu,bantulah.Jika tidak ingin membantu jangan ajukan pertanyaan itu",jawab Rabia. 

"Apakah masalahnya? Mengapa tidak boleh menanyakan pertanyaan itu ?,kata mereka.Sambil berhenti mencari jarum.Rabia berkata,"Jarummya jatuh di dalam rumahku". Merekapun menyahut,"Apakah kamu sudah gila? jarum jatuh di dalam rumah,tetapi mencarinya di luar rumah ?"

Kata Rabia,"Karena cahayanya ada di sini. di dalam rumah tidak ada cahaya"

Seseorang berkata,"Bahkan jika cahayanya ada di sini,bagaimana kita menemukan jarumnya jika ia tidak hilang disini ?""Cara yang benar adalah membawa cahaya masuk ke dalam"

Rabia tertawa,"Kalian adalah orang-orang yang begitu pintar tetang hal-hal kecil. Kapan kalian menggunakan kecerdasan kalian untuk kehidupan batin ?Aku telah melihat kalian semua mencari di luar dan aku  tahu betul ,aku tahu dari pengalamanku sendiri bahawa apa yang sedang engkau cari hilang di dalam. Kebahagiaan yang engkau cari ,engkau telah kehilangan di dalam dan engkau sibuk mencari di luar. Dan logikamu adalah karena matamu bisa melihat dengan mudah di luar,dan tanganmu bisa meraba-raba dengan mudah di luar,karena cahayanya di luar,itulah mengapa engkau mencari di luar."Mengapa engkau mencari kebahagiaan di dunia luar ? Apakah engkau kehilangan kebahagiaanmu di sana ?

Komentar

Postingan Populer