Anak Bajang Mengayun Bulan

 

"Anak Bajang Mengayun Bulan"inilah buku yang aku tunggu. Sudah 39 tahun "lanjutan"Anak Bajang Menggiring Angin menunggu. Buku ini karya Sindhunata.

"Dr. Gabriel Possenti Sindunata, atau akrab disapa Romo Sindhu, lahir pada 12 Mei 1952 di Batu, Malang, Jawa Timur. Ia memiliki keturunan Tionghoa dari orang tua. Nama ibunya adalah Koo Soen Ling dan nama ayahnya adalah Liem Swie Bie. Setelah lulus dari Seminarium Marianum di Rawan, Malang pada tahun 1970, Sindhunata pindah ke Jakarta, di mana ia memulai karirnya sebagai jurnalis di majalah Teruna pada tahun 1974 sampai 1977 dan di surat kabar harian Kompas pada tahun 1978. Setelah itu, ia menerima gelar sarjana dari Institut Teologi Kentungan, Yogyakarta. Pada tahun 1992 ia menerima gelar PhD dalam bidang Filsafat dan menerbitkan disertasi tentang harapan mesianik masyarakat Jawa dari Hochschule fur Philosophie, Philosophische Fakultat SJ, Munchen, Jerman"( Kompas,15 Mei 2022)

Buku Anak Bajang menggiring Angin terbit tahun 1983 diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Tak sengaja membaca berita tentang buku lanjutan anak Bajang Menggiring Angin,Jadi tidak secara sengaja menunggu hee. Saat tau buku terbaru terbit,lalu memesan. Kebetulan juga ada "free ongkir".

Memesan buku dari Togamas via online,minta untuk sampul plastik serta ada "Gift" berupa pembatas buku unik serta semacam kartu pos dari penulis.Buku Anak Bajang Mengayun Bulan cetakan pertama bulan April 2022. Buku ini memiliki halaman 556. 

Buku ini ,seperti buku Anak Bajang Menggiring Angin diawali dengan puisi yang apik dan simbok,tentu saja dengan berbagai interpretasi makna dari pembaca. 

Sindhunata meramu versi Jawa kisah karya Ramayana menjadi diwarnai imajinasi simbolik dan dengan penggalian makna-makna filosofi  yang dalam.

Cuplikan dari Anak Bajang Mengayun Bulan :

"Ia sedaging dan sedarah dengan adiknya,mengapa ia harus menjadi tampan dan adiknya menjadi buruk rupa ?Mengapa bukan dia yang mewujud jelek dan adiknya yang mewujud tampan ? Apakah ini karena perbuatan nasib? Kalau demikian, alangkah tidak adil dan semena-menanya nasib ini dalam memilihkan takdir bagi ciptaannya. Ataukah dengan kesemena-menaannya itu, nasib hendak menentukan jalan yang berbeda bagi dia dan adiknya? Seandainya ada jalan yang berbeda, bagaimanakah nasib harus mempertanggungjawabkan kebahagiaan yang seharusnya boleh dinikmati dengan adil oleh siapa saja? Anak Bajang Mengayun Bulan karya Sindhunata menampilkan kisah sebuah keluarga menjalani sukacita dan tragedi dalam kehidupan. Melalui para tokohnya, kita diajak kembali memaknai cinta, nafsu, kesempurnaan, kegagalan, yang baik, dan yang buruk. Sebuah kisah yang menampilkan perjuangan sejati dan keikhlasan untuk mencintai sampai habis.

Mohon maaf belum membaca sampai tuntas,baru sebatas awal bagian puisi. Beli dulu baca kemudian,haaaa

Komentar

Postingan Populer