Lelaki Terluka

 Senja itu ada tamu yang tak terduka. Banyak hal yang ada dalam kepalanya. Tertunduk lesu solah memikul beban berat. Duduk dengan pandangan menerawang. Kosong. Air mineral dingin melewati tenggorokannya yang panas. Membuat dadanya lebih nyaman. Mata mulai menatap ke depan. Mulut digerakkan dengan susah payah.

Aku ini seorang pemuda. Orang-orang mengenalku dengan manusia bijaksana. Dalam sosial media berbagai kata mutiara ku tebar. Dalam dunia nyata aku seolah gudang solusi. Ada juga yang menyebut "perputakaan berjalan". Seperti mesin pencari. Pengetahuan yang kamu cari siap aku keluarkan di kepala.

Aku memiliki banyak stok maaf. Berkali-kali kamu berbuat salah,aku maafkan.Namun,demikian seringya kamu menggunakan maafku hingga stoknya berkurang. Lama-lama yang tersisa hanya luka. Luka yang terus menggores. Perih dan pedih.

ini bukan ujian kesabaran. Memang kebiasaan sulit berubah. Kamu terus mengulang ulang. Hingga kamu sendiri tak menyadari. Semakin hari semakin dalam luka yang kamu buat. Dengan terang benderang kamu menyakitiku. Demikian biasa kamu melenggang. Seolah tak ada beban. Malam-malam merupakan waktu yang menakutkan. Luka-luka berubah menjadi sesuatu yang memegang kelopak mata. Tak mampu aku memejamkan mata. 

Pemuda yang malang. Aku kasihan padamu. Seolah kamu tak bisa bisa bercerita pada yang lain. Bebanmu menumpuk. Aku biarkan segala gundah mengalir lewat cerita. Aku biarkan kamu menghabiskan kesedihan. Aku temani kamu mengeluarkan segalanya. Bahkan yang tak pantas diceritakan kamu utarakan. Teruskan. Aku akan menemani. Aku menguatkan. Aku bersamamu.

Lalu pemuda itu mengambil keputusan yang penting. Mungkin akan mengubah hidupnya.

Semoga yang terbaik. Aku membersamaimu.

Komentar

Postingan Populer