Menulis untuk keabadian : ilusi

Menulislah untuk keabadian. Jargon yang sering dikeluarkan penulis. Dengan menulis keberadaan kita abadi. Ide kita tak lekang oleh waktu.

Sekarang ini jaman digital. Semua orang bisa menulis. Lalu menyebarkannya. Tak hanya dicetak menjadi buku. Begitu banyak penulis lahir. Ribuan karya tulisan tiap mingguan hadir.

Seberapa yang kita tahu? Seberapa yang pernah terbaca? Berapa banyak yang terlupakan?

Karya akan terus hadir karena ada pembacanya. Ada yang terus menggaungungkan tiap jaman. Ada yang terus menyebarluaskan. Kalau tak begitu ia punah. Akan jadi sampah. Apalagi abadi. Tak ada yang abadi. Kecuali, you know lah.

Kalau mau menulis,menulislah. Tak peduli nanti. Menjadi abadi atau tak ada yang peduli. Menulis bisa menjadi semacam terapi. Bisa pula hanya sebuah keisengan.

Komentar

Postingan Populer