Bahasa Perempuan

Aku akan terus menulis. Aku yakin akan ada yang membaca. Ya,seorang pembaca. Aku tau ia ada disana. Menikmati setiap untaian kata yang kurangkai.

Aku kan terus menulis. Agar aku ada. Agar kamu bisa menjumpaiku. Agar kamu tak merasa sendiri. Ada kata sesalu menemanimu.

Sudah dulu pendahulauannya. Kita lanjut saja ke bab pembahasan. Eh,maaf judul atau tema belum.ini sudah loncat ke pembahasan. Apakah ini skripsi? Sudahlah. Aku ingin menulis tentang bahasa perempuan : menangis.

Perempuan adalah makhluk yang kuat. Menganggapnya adalah lemah suatu kekeliruan.Jikalau ia lemah bagaimana mungkin bisa mengandung 9 bulan anak manusia dan melahirkannya?

Ah ,memang aku sok tau. Memang,semua penulis harus sok tau. Ini penting agar pembaca yakin dan merasa tepat membaca tulisannya. Aduuhh ini kok ngalor ngidul.

Kita kembali ke topik.Menangis merupakan sebuah bahasa perasaan. Menangis tak melulu bertanda duka cita. Dan memang yang sering menangis adalah perempuan. Walau kadang dilakukan diam-diam,tempat sepi dan sendiri.

Menangis saat anaknya bisa pertama berjalan,
Menangis saat bertemu suami yang datang dari dinas luar kota,
Menangis saat memperoleh juara,
Menangis saat anak-anaknya bahagia,

Jadi,menangis tak harus ekspresi kesedihan. Manusiawi dan alami.

Suami tak perlu menceramahi perempuannya,istrinya menangis.
Suami tak harus melarangnya menangis.

Tangisan perempuan bukan berarti ia baperan. Bukan suka dengan drama. Memang ia perlu mengekspresikan diri. Mengekspresikan perasaannya.

Perempuan menangis artinya ada sesuatu yang tak bisa diungkapkan dengan kata,bahasa tak bisa mewakili.

jika perempuan menangis cukup beri : Pelukan.

Komentar

Postingan Populer