Pentas Wayang

Ada 3 hal yang disukai Buku, wayang dan keris. Kesukaan hadir ketika masih kanak-kanak. Lingkungan berperan. Menyukai buku karena ayah gemar mengoleksi dan membaca buku. Ada banyak kolekesi bukunya. Dan pernah lihat ayah asyik membaca buku. Ayah tak suka pamer membaca buku.
 

Menyukai wayang dulu karena pergaulan. Teman sebaya ada yang punya wayang. Juga saat itu wayang sedang "booming". Ini juga tak lepas dari menonton pertunjukan wayang. Biasanya dalang pentas melengkapi upacara tiga bulanan bayi. Upacara ditutup dengan pagelaran wayang. Menyukai keris lupa awalnya darimana. Mungkin karena pengaruh serial film laga dengan latar masa lalu. Masa kerajaan.

Biasanya wayang berasal dari karton. Kadang dari daun kamboja. Dibentuk dengan seadanya.

Untuk wayang yang terbuat daru karton diperoleh dari teman. Kalau membuat sendiri belum bisa. Itupun bentuknya tak demikian mirip dengan karakter wayang kulit. Namun,imajinasi membuat wayang yang sederhana menjadi luar biasa.

Kalau pentas kelir wayang di ganti dengan karung bekas tempat beras yang berwarna putih. Untuk penonton bisa dihitung dengan jari. Kadang juga pentas sendiri. Mendalang tanpa penonton. Kelirnya pakai tembok rumah.

Lakon yang dibawakan dari epos Ramayana dan Mahabharata. Adegan yang hapal saat pertarungan Rahwana,raja Alengka dan Rama,raja Ayodya. Dulu ngefans dengan tokoh Rahwana. Walau selalu kalah namun,terlihat gagah. Saat SD berubah menyukai sosok Rama karena sering diceritakan guru sekolah bahwa Rama itu baik.Rahwana jahat. Untuk tokoh favorit Mahabharata adalah Bima. Yang memiliki kuku yang hebat. Bima mampu menaklukkan naga. Seiring berjalan waktu,tokoh Yudistira menjadi idola. Karena ,mampu mengubah neraka menjadi sorga. Yudistira juga dikenal jujur.

Pernah ada niat untuk mengkoleksi wayang kulit. Mengenang kesukaan saat kecil. Wayang hidup dalam kenangan. Untuk buku sudah banyak koleksi. Bagaimana dengan keris? Secara pribadi belum memiliki. Namun,ada keris yang dimiliki ibu. 

Komentar

Postingan Populer