Yang Telah Lama Pergi

 

"Yang Telah Lama Pergi"adalah novel Bang Tere terbaru. Sejenak berhenti melanjutkan petualangan Ali,Seli dan Raib dalam serial "Bumi" Bang Tere Liye merilis novel yang "berlatar sejarah". Tentu ini bukan novel sejarah,tetap novel fiksi.

Novel ini seperti novel "Negeri Para Bedebah" yang berisi adegan pertempuran. Kali ini berlatar Kerajaan Sriwijaya. Tempat adegan banyak di lautan,karena ini pemberontakan para Perompak. Dan mengapa kerajaan Sriwijaya bisa runtuh.

Sakit hati...

Kebencian...

Dendam Kesumat...

Tangis dibalas tangis...

Luka dibalas luka...

iya,memang seperti blurb  dibelakang buku ,ini tentang balas dendam. Nyawa dibalas nyawa. Tentang kebencian. Namun ,semua hal ada hal baik. Segala peristiwa  ada hikmahnya,seperti kata,Biksu Tsing.

Sosok Biksu Tsing yang seolah menggerakkan semuanya untuk melakukan pemberontakan. Muak dengan segala kemunafikan di kerajaan.

Pemberontakan dipimpin oleh Remasut,Raja Perompak. Mas,ud keturunan Baghdad yang memiliki otak photografik,pembuat peta. Pembayun,sng penasihat hebat. Emishi seorang samurai buta yang hebat. Mereka semua membawa luka,membawa dendam yang harus dituntaskan.

Pertempuran kolosal di laut digambarkan oleh Bang Tere dengan seru. Adu strategi,kekuatan keberanian serta saran Mas'ud yang brilian.

Di bagian akhir ada tokoh Masiku yang pandai menghilang. Ternyata ia membantu Raja perompak masuk istana Raja Srirama .Pesta Ulang tahun Raja menjadi kacau balau. Dan ternyata itu bukan raja asli. Hanyalah raja boneka yang diperalat oleh perdana mentri yang namanya,ah sudahlah.Raja yang asli sudah meninggal. Ini Novel Happy Ending.

apa yang telah lama pergi? terjawab di bagian akhir novel.

"Tsang(teman biksu Tsing) tempat tidur kita semakin empuk,tapi kita tidak bisa tidur senyenyak dulu.Kereta kencana kita semakin mewah,kapal-kapal kita semakin megah,tapi kita tidak bisa menikmati indahnya perjalanan seperti dulu.Rumah kita semakin besar,tapi kita tidak terasa lapang seperti dulu saat kita masih tinggal di kamar-kamar sempit.

"Harta kita semakin banyak,melimpah,tapi hei,kita tidak merasa cukup dan bahagia seperti dulu saat masih sederhana. Kita malah sibuk menghitung,menghitung dan menghitung.Terus merasa kurang.Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa semua berjalan terbalik? Bukankah jika kita semakin kaya,berkuasa,kita seharusnya semakin bahagia?"

...

Karena keberkahan hidup  telah pergi.

Komentar

Postingan Populer