Rutinitas

 Setelah menjalani belasan tahun menikah,kini tengah kusadari hidup dalam putaran rutinitas yang sama setiap hari,setiap bulan dan tahun. Bangun pagi,sarapan,pergi bekerja,pulang ,tidur ,bangun,pergi bekerja. Mendengar keluhan Yuni tentang kenaikan bahan pokok.Sibuk mengatur keuangan yang selalu kurang.Terus demikian hingga puncaknya beberapa Minggu terakhir.Hingga lelah yang sangat.

Suara ayam berkokok membangunkan dari mimpi.Aku.mengernyit sebentar melindungi mata dari cahaya mentari.

Terdengar panggilan Yuni, dari dapur yang demikian berisik. Entah sedang memasak atau mencuci piring yang kemarin.

Aku memijit kening dengan perasaan masih ngantuk. Terbangun tanpa semangat pagi ini. Seperti anak kecil yang masih ingin tidur lagi.Rasanya sangat terbebani. Aku harus tetap bekerja. Ini bukan masa bujangan lagi. Ada anak juga yang menuntut ini itu.

Suara melengking pagi yang lelah dari Ani,anakku. Merengek,menangis entah mau apa.

Aku gontai pergi ke kamar mandi. Lalu setalah mandi berpakaian seragam.Sarapan dan pergi ke.kantor.

Sepanjang perjalanan kulihat pemandangan yang sama tergambar dalam ingatan. Sawah terbentang,pak tua pendorong gerobak serta lalu lalang orang.

Wangi ruangan menyergap hidungku saat tiba di kantor. Aku menyalakan komputer bersiap mengerjakan tugas. Lelah dan jenuh membuat kadang aku bertopang dagu.

Tiba-tiba HP bedenting,ada pesan masuk. Aku merogoh saku mengambil gawai."Mas Anton?" Demikian pesan masuk seolah memastikan.Aku tersenyum saat sadar siapa yang menghubungiku.

Profilnya begitu cantik,dengan senyumnya yang menambah kecantikan.

"Iya,Ta.Ini aku.Kamu gimana kabarnya?" Aku dengan antusias membalas pesannya. Percakapan terus berlanjut.

Mita,itulah namanya.Ia adalah mantan terindah. Hubungan tidak berlanjut karena terhalang kasta.Hingga tak ada restu orang tua.

Rasanya seperti menemukan oase di Tengah Padang pasir. Kembali gairah itu meluap.

Aku dan Mita janjian makan bareng.

"Ndra,terima kasih ya.Uangnya nanti aku kembalikan",begitu kataku kepada teman kantor. Karena aku tidak bawa uang.Semua uang istri yang bawa.

Aku bergegas meninggalkan kantor.Pulang lebih  awal dengan alasan Yuni sedang sakit.Aku juga pinjam uang untuk berobat Yuni.Aku berbohong. Yuni sehat,baik-baik saja dan aku harap terus demikian.

Motor melaju dengan pasti meninggalkan kantor...

Komentar

Postingan Populer