Elegi Tempat Kerja

Di ufuk barat, mentari terbenam muram,
Menarik tirai senja, memanggil malam gulita,
Di sudut kantor, hatiku menggelap,
Kecewa dan jengkel, rasa tak terkata

Seribu anak panah dari sang pemimpin,
Menari-nari di benak, membakar asa,
Aku terperangkap dalam rutinitas yang dingin,
Menggigil di bawah bayang-bayang kecewa

Meja-meja bisu, dihiasi kertas kusam,
Di bawah lampu temaram, harapan meredup,
Di tempat ini, mimpi terkubur dalam,
Hanya tersisa kepenatan yang tak henti menggerogoti tubuh.

Rekan-rekan kerja, wajah tanpa senyum,
Tersirat dalam tatap mata lelah,
Percakapan hampa, tanpa makna,
Mencerminkan jiwa-jiwa yang lelah.

Tugas-tugas datang bagaikan ombak tak henti,
Menyerang, menghantam, tanpa jeda,
Terkadang terasa berat untuk bernafas,
Di tengah himpitan beban yang semakin menggunung.

Di ujung hari, saat senja memeluk bumi,
Aku merenung dalam sepi,
Mencari makna di balik segala rasa,
Menggali kekuatan dalam diri yang tersisa

Elegi ini adalah jeritan hati,
Dari mereka yang berjuang tanpa henti,
Di tempat kerja yang penuh dengan duri,
Berharap esok membawa cahaya yang lebih berarti.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer