Malam Menuju Purnama

Malam semakin gelap tiba,

Kekasih, dalam ragu dan curiga, terperangkap kita,

Kau pandang aku dengan mata penuh tanya,

Seolah cinta ini adalah ilusi belaka.

 

Namun, dalam tiap detak jantungku yang berbisik,

Namamu terukir, abadi tak terusik,

Hati ini rumahmu, pelabuhan tanpa tepi,

Tempat setiap rindu berlabuh dan bermimpi.

 

Curiga itu bagaikan kabut pagi,

Mengaburkan pandangan, meragukan diri,

Namun lihatlah, cinta ini adalah cermin,

Memantulkan jiwa kita dalam kebeningan sejati.

 

Di dalam embun pagi yang murni,

Ada kepercayaan yang tiada ternilai,

Karena cinta adalah keberanian melangkah,

Dalam gelap,kita adalah cahaya.

 

Hapuslah curiga, wahai belahan jiwa,

Di balik keraguan ada ketulusan cinta,

Kita adalah dua jiwa yang berpadu,

Menulis takdir di kanvas biru


Biarkan cinta ini menjadi puisi,

Yang ditulis oleh tangan-tangan semesta,

Dengan setiap bait yang menceritakan kita,

Dalam kisah abadi yang tak pernah sirna.

 

Di setiap malam yang sunyi,

Aku adalah bintang yang menyinari,

Menyampaikan pesan cinta tiada henti,

Bahwa engkau, kekasih, selalu di hati.

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer