Aku menemukanmu dalam rintik hujan

Hujan datang, mengetuk jendela waktu,  

butirannya menjelma rindu,  

mengalir pelan di sela-sela kenangan,  

membawa cerita yang belum usai kutuliskan.  

Kau adalah awan yang menebar rahasia,  menumpahkan hujan ke tanah yang gersang,  

dan aku, seperti tanah itu, menyerap setiap tetesmu, menemukan warna yang terlupa.  

Saat aku bertemu denganmu,  

aku menemukan diriku dalam genangan kecil,  pantulan yang dulu kusangka hilang,  

kini ada—utuh, sederhana, namun penuh makna.  


Kau adalah badai yang lembut,  menghancurkan tembok-tembok kesendirian, meninggalkan kesejukan,  seperti daun yang tersenyum di bawah gerimis.  


Hujan adalah kita:  

kadang deras, kadang pelan,  

kadang membuatku berlari mencari perlindungan,  namun selalu kutemukan,  

diriku kembali ingin basah bersamamu.  


Saat aku bertemu denganmu,  

hujan tak lagi sekadar air yang jatuh,  

ia adalah cermin,  

tempat aku menemukan wajahku yang sejati

dan wajahmu, yang menyatu dengannya.


*Foto:Trotoar basah,habis hujan.


  

Komentar

Postingan Populer