Pesanan batal

 Di jendela maya, aku menunggu,

Pesanan buku yang kutunggu-tunggu.

Tapi kabar datang seperti hujan di musim panas,

Pesanan itu dibatalkan, harapan terhempas.


Buku itu bukan sekadar kertas dan tinta,

Namun jendela ke dunia yang berbeda.


Mungkin bagimu, ini cuma transaksi biasa,

Tapi bagiku, ada harapan yang menyala-nyala.

Setiap halaman, setiap kata yang tertulis,

Adalah pelarian dari rutinitas yang terus menghimpit.


Kini aku kembali, pada ruang hampa,

Mencari makna, di balik alasan yang kau berikan.

Mengapa?

Belum ada jawab. 

Bahwa pembatalan ini lebih dari sekadar uang yang kembali.


Di antara barisan kata yang belum terbaca,

Aku menunggu, meski tak ada yang bisa kupercaya.

Untuk apa kau tahu? Tidak penting. Ini tidak penting.

Abaikan. Tak ditanggapi.


Komentar

Postingan Populer