Begitu kah?

Mungkin memang semua ada masanya.

Ada waktu di mana kita begitu sering berbagi cerita, saling menunggu kabar, saling mencari kehadiran. Lalu, entah sejak kapan, waktu mulai mengambil jarak, dan kesibukan pelan-pelan menggantikan percakapan yang dulu begitu hangat.

Mungkin bukan karena salah satu berhenti peduli, tapi karena hidup memanggil kita ke arah yang berbeda. Mungkin kita memang sudah tidak lagi saling menarik, atau mungkin sudah sama-sama lelah menunggu sesuatu yang tidak tahu akan dibawa ke mana.

Kini kita jadi seperti dua orang yang pernah dekat, lalu perlahan menjadi asing. Interaksi yang tersisa hanya sekadar formalitas—ringan, sopan, tanpa makna yang mendalam seperti dulu. Dan anehnya, kita tetap bisa hidup. Tetap bisa melanjutkan hari-hari, seperti biasa.

Mungkin inilah siklusnya: kembali ke titik awal.
Titik di mana kita terbiasa sendiri.
Titik di mana kita belajar lagi untuk tidak menggantungkan bahagia pada siapa pun selain diri sendiri.

Kita perlu tahu diri, dan sadar diri, bahwa tidak semua yang dimulai harus terus dipertahankan. Ada hal-hal yang cukup disyukuri pernah ada, bukan dipaksakan untuk tetap ada.

Meski begitu, semoga kamu tetap semangat, dengan hidupmu yang kini berjalan di jalurnya sendiri.
Aku pun akan terus melangkah, dengan tenang,karena pada akhirnya, kita memang hanya singgah sebentar dalam kisah masing-masing.



Komentar

Postingan Populer