Sabar bukanlah keturunan

Sering saya perhatikan tukang bangunan mengerjakan pekerjaannya terlihat mudah.Saat mencampur adonan semen,pasir dan air terlihat gampang bahkan cenderung mereka sangat menikmati.Penilain tentang pekerjaan kuli banguan berubah saat mencoba melakoni apa yang mereka kerjakan.

Suatu ketika pernah membantu seorang tukang bangunan hanya mencampur adonan bahan bangunan saja rasanya setengah mati.Panas matahari yang menyengat.Pinggang sakit sekali rasanya ,bahkan semua badan linu semua rasanya.Hanya satu hari saja.Dan besoknya tubuh deman.Akhirnya berkunjunglah ke dokter.

Ada yang berbeda dari penilain sebelummnya tentang berbagai kativitas yang dilakukan manusia.Mengapa mereka kuat?sedangkan saya tidak?

Benarkah karena keturunan orang kuat itu?atau karena sering dilatih atau dipergunakan ,sehingga otot menjadi kuat.Sama halnya dengan menulis buku.Saat mencoba menulis beberapa kalimat saja sudah berfikir lama sekali.Apalagi sampai beberapa paragraf.

Kekuatan manusia terletak pada kebiasaan.
sesuatu yang diulang terus menerus.

Kekuatan,kemampuan,keahlian,semua terbentuk dengan baik berkat suatu proses bernama kebiasaan atau latihan.Bila kita yakin dengan pernyataan tersebut maka kita tidak akan ragu juga bahwa,kesabaran,suka cita,bahkan cinta sekalipun adalah buah yang tumbuh berkat siraman bernama latihan.

Sabar bukanlah keturunan dari orang tua.Orang yang sabar adalah orang yang senantiasa meltih diri sendiri dengan sadar.Dan sabar itu bukan menekan emosi.Diam bukanlah tanda pasti sabar.Karena bisa saja diam dalam kejengkelan.

Ketika saya lemah setiap peristiwa terasa berat untuk dijalani.,ketika saya kuat semua bagaikan permainan yang menyenangkan.Begitu juga bila otot emosi kita lemah ,semua orang terasa seperti menyakiti kita,sementara bila telah berlatih sabar maka semua kejadian adalah berkah semesta.

Semoga selalu sabar....

Komentar

Postingan Populer