Nikmat Terpendam

Waktu berlalu demikian cepat.Seperti halnya api menghanguskan jerami.Demikian sang kala melahap bulan demi bulan hingga tak terasa dipenghujung kuliah.

Ini adalah yang menentukan setiap akhir perkuliahan :skripsi.Banyak mahasiswa mandeg disini.Hingga ada yang menjadi mahasiswa abadi.Tak lulus-lulus.

Syukur kepada semesta aku melalui masa-masa akhir di kampus dengan tanpa halangan berarti.Aku tidak tergolong pandai hanya beruntung saja.Segala hal memang akrab dengan keberuntungan bagiku.

Hanya satu hal yang belum tersentuh keberuntungan.Bagi kebanyakan orang jomblo adalah aib.Tapi bagiku itu adalah nikmat.Walau tak beruntung mendapat pacar atau pasangan untuk jalan bareng.Aku tetap bisa jalan di taman kota bersama kesendirian.Diantara rak-rak buku aku bermain dengan imajinasi.

Aku setiap saat mengencani buku bukan karna ingin pandai atau agar mendapat nilai istimewa dalam perkuliahan.Karna buku-buku yang kubaca tidak berkait dunia perkuliahan.Aku hanya menikmatinya.Mungkin di kehidupan dulu aku jadi kutu buku.

Setelah lulus kuliah.Aku coba melamar menjadi CPNS.Dan benar aku selalu beruntung.Aku lulus betapa senangnya hatiku.Padahal persiapan menghadapi tes CPNS tidak seheboh yang lain.

Saat aku membuka SK (Surat Keputusan) penempatan,betapa terkejutnya.Aku di tempatkan jauh dari tempat tinggalku.Menyeberangi laut.Jauh dari keluarga.Ditugaskan di palau terbesar Indonesia :Kalimantan.

Sebelum berangkat aku berpamitan dengan Ibu.Mohon doa restu.Sebenarnya aku tak tega meninggalkan dia sendiri.Karna ibu tanpa Bapak yang selalu menjaga.Bapak sudah mendahului ibuku meninggalkan dunia ini.

Aku harus tegar.Ini sudah perintah ibu.Kata beliau sulit menjadi PNS.Kamu harus terima SK itu toh nanti bisa mutasi.Akupun mengiyakan.Ibu melepas diriku dengan restu dan linangan air mata.

Aku menuju tempat tugas.Mengabdi pada negara.Ya,demikian kata mereka.Siap ditempatkan dimana saja.Melewati laut.Memasuki jalanan di Kalimantan rasanya asing bagiku.Di kiri kanan jalan sedikit pohon.Gersang.Bekas-bekas alat tambang jaman Belanda.

Ternyata setelah berjam-jam diperjalanan belum juga sampai.Aku melewati sungai yang lebar dan luas.Melewati hutan yang lebat.Sungguh berbeda dengan daerahku.

Akhirnya sampai juga di tempat tugas.Aku ditugaskan menjadi guru di daerah terpencil.Tak ada kota,mall atau perpustakaan.Aku akan menjalani ini dengan cara yang sangat berbeda dari sebelumnya.

Aku selalu percaya akan selamat dari bencana.Bahkan binatang buas,karna sekolah disini dikelilingi hutan-hutan yang rimbun.

Berlalunya waktu tak ada yang mampu menghentikan.Aku sudah menikmati udara disini hingga 4 tahun.Aku tetap bertahan.Tetap bisa  betah mengajar.Begitu juga dengan kesendirianku tetap saja.Tak berubah.

Tak jauh dari tempat tinggalku ada sungai yang mengalir dengan tenang.Aku biasa setiap sore memancing disana.

Sepulang memancing aku melewati beberapa rumah penduduk.Disana penduduknya ramah-ramah.Tak disangka aku memperhatikan salah satu rumah.Disana terlihat oleh mataku seorang perempuan.

Imajinasiku kadang menjadi liar.Saat sampai di rumah membayangkan perempuan yang terlihat tadi.

Hari-haripun kulewati dengan hayalan yang semakin liar.Aku memang pemalu tak bisa merebut hati perempuan.

Saat pulang dari sungai aku curi-curi pandang dengan permpuan itu.Pernah suatu ketika kami berpapasan dijalan.Aku bisa melihat tatapan matanya dari jarak dekat.Memperhatikan setiap lekuk tubuhnya.Ternyata dia habis mandi dari sungai.

Dia tinggal hanya dengan 2 Orang tinggal di rumah.Dengan satu anak.Dia seorang janda.Hatiku semakin tak karuan.Birahi yang lama terpendam bangkit ke permukaan.Siap melahap apa saja yang bernyawa.

Inem nama janda itu.Ia bukanlah pembantu seperti di film-film.Inem hanyalah janda yang ditinggal suami karna mencari permpuan lain.Tapi ia memang sexy.Tubuhnya montok.Bahkan mengalahkan seorang artis kota.Payudaranya montok,menyembul di balik bajunya yang sedikit ngepas dengan tubuhnya.Rambutnya hitam alami.Meski tak terpoles alat kosmetik ,bahkan sering terlihat dekil,aku bisa melihat yang sebenarnya.Inem memiliki wajah yang begitu menawan.

Sore seperti biasa aku melewati rumahnya.Ada dorongan untuk mampir.Karna dia tidak seperti biasanya terlihat dihalaman rumah.

Aku memasuki pintu yang terbuka tanpa mengetuk atau mengucapkan salam.Langsung kulihat perempuan itu sedang memasak sesuatu di dapur.Pinggul dan pantatnya bergoyang-goyang.Kuperhatikan sekeliling.Astaga dia sendiri.

"Pak Guru ,ada apa?
Aku tegagap.Sapaan Inem membuyarkan lamunanku.
"Hmm....hanya ingin tahu kabarmu.Apa kabarmu?",jawabku dengan gugup.

Inem tersenyum.Lalu menganggung pelan.Dia mempersilakan aku duduk.Diapun duduk disebelahku di anyaman rotan yang nyaman.Aku memandangnya lekat-lekat,sambil mulutku bicara tentang apa saja.Aku menyembunyikan salah tingkahku dengan terus membahas apa saja.

Aku tak tahan lagi.Aku menyentuh tangannya dengan lembut,ia diam saja.Tanpa malu aku dekatkan bibirku ke bibirnya.Iapun tak mengelak.Tanganku mulai menyusuri setiap lekuk tubuhnya.Dari atas tubuh sampai bawah.Iapun berkata,"Jangan ......jangan." Tapi aku yakin ia hanya pura-pura.Dan sedang membuat permainan ini menjadi semakin panas dan bergairah.

Ia meronta ingin melepaskan diri.Aku makin kuat mencengkeram dan menindihnya."Kamu tak mau?Kamu kan sudah lama tidak merasakannya?",bisikku ditelinganya.

"Boleh ,kan?Mau ,kan?Kini aku bergerak maju ,mundur .Menghujam tubuh Inem dengan penuh tenaga.

"Enak ,kan?Enak ,kan ?"
Aaaaaahhhh........aku menarik tubuhnya.
Terkulai lemas di samping Inem.
.............
☆☆☆☆☆☆

Komentar

Postingan Populer