Pembaca adalah seorang yogi (2)

Membaca bisa menjadi kegiatan spiritual.Tentu saja bukan hanya sekadar membaca.Misalnya hanya membaca status-status yang ada di sosial media.Apalagi banyak sekali bertebaran berita hoax atau bohong.Ini tentu sangat meresahkan bahkan bisa mengakibatkan perpecahan.Hoaxnya tidak hanya bersifat kampanye hitam,namun sudah bernuansa SARA.Hingga daya rusaknya luas dan lebih dahsyat.Semakin banyaknya berita bohong ini akibat upaya pemenangan pilkada dengan berbagai cara.

Era jaman digital sudah merambah dunia literasi.Hadirnya ebook atau buku elektronik tetap menjadi favorit membaca buku yang real atau versi cetak tetap.

Agar membaca menjadi sebuah kegiatan yoga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.Diantaranya : Niat , kondisi fisik dan bacaan.

Apakah niat kita membaca untuk menambah pengetahuan?
Jika jawabannya iya,maka akan semakin banyak sampah yang menumpuk di pikiran
Hanya memenuhi register otak kita.Ini akan menajamkan intelektual yang bisa berguna saat berdebat dengan orang lain.Kita akan menjadi pendebat ulung.Dan itu tidak bermanfaat untuk menyelami hidup.

Berbeda halnya jika kita membaca untuk menyalakan lentera untuk menerangi ruang di hati.Tentu saja hati menjadi terang.Akan ada banyak hal yang tak terduga.Bisa jadi hati terlihat banyak sampah.Harta karun yang terlihat.Atau hal yang lainnya.
Saat membaca kita mengijinkan diri kita terhubung dengan kesadaran jiwa.Maka kita bisa membersihkan sampah ataupun menikmati keindahan yang tampak.

Posisi fisik kita saat membaca apakah duduk?berbaring?
Yang jelas senyamannya kita.Saat membaca buku  jauh dari gangguan luar,misalnya menyingkirkan gadget.
Kondisi fisik haruslah rileks.Jarak mata dan buku juga perlu diperhatikan agar tidak merusak mata.

Jika ingin menjadikan membaca adalah sebuah yoga maka apa yang dibaca perlu dipilah.Ada bacaan atau buku yang meninabobokkan kesadaran dan ada yang meningkatkan kesadaran.

Dan kitalah yang tau...

Komentar

Postingan Populer