Pertanyaan yang Membebaskan

Selamat malam
Damai dan bahagia selalu🙏

Tadi sore telah mengikuti acara "Melasti/Mekiis" yang merupakan rangkaian menyambut tahun baru saka.Upacara ini dilakukan oleh umat Hindu,khususnya di Bali.Biasanya "Melasti" dilakukan di pantai atau sungai ataupun sumber sungai.

Baik,untuk saat ini saya tidak membahas rangkaian perayaan tahun baru saka yang berpuncak du "Nyepi".

Saya ingin membagi pemahaman tentang pertanyaan.Menurut saya kesadaran adalah dimulai dari pemahaman yang benar.Dalam dunia sekolah,kadang siswa yang bertanya dia"cap" "bodoh" oleh temannya.Padahal orang yang cerdas adalah orang yang bertanya dengan benar.Ya,pertanyaan haruslah tepat.Bahkan seorang guru diajarkan keterampilan dalam bertanya.Bukan dalam menjawab.

Pertanyaan yang tepat akan mengarahkan dengan jawaban yang tepat juga.Saya membuktikan bahwa pertanyaan saat kecil banyak yang terjawab dengan tepat.Tentu jawaban tidak datang begitu saja dari langit.Namun dari serangkaian peristiwa.Bertemu seorang yang tepat.Sahabat,guru bahkan seorang kekasih yang menunjukkan sebuah jawaban.

Dalam menyatakan pertanyaan dimulai dengan rasa penasaran.Ingat kita tidak perlu bernapsu ingin mendapat jawaban.Pertanyaan sekali lagi harus tepat.Karena kalau tidak tepat bisa menjerumuskan ke hal yang kita tidak inginkan.

Misal pertanyaan yang bisa menjerumuskan"Mengapa saya menderita?" Pertanyaan ini akan membuat hidup semakin menderita.Akan banyak hal yang akan terjadi yang membuat hidup kita menderita.Karena pertanyaan mengarahkan jawabanya.Atau pertanyaan,"Mengapa saya selalu mendapat masalah?".Maka jawaban yang kita dapat akan mendadangkan masalah yang beruntun.Bandingkan dengan pertanyaan,"Bagaimana solusi masalah ini?" .Maka tanpa kita sadari fokus kita ke solusi.Akan ada begitu banyak jawaban berupa solusi masalah.Kita juga tidak fokus sebab masalah.Jika fokus ke sebab masalah kita bisa cenderung menyalahkan diluar diri kita.Orang lain lah,nasib,karma,di santet dan lain sebagainya.

Kemudian pertanyaan diarahkan ke dalam batin kita.Biarkan menggaung di batin.Jangan langsung di jawab.Misal kalau dalam peradaban kuno ada beberapa pertanyaan filosofis:

"Siapakah aku?"
"Darimana asalku?"
"Kemana aku ?"

Biarkan pertanyaan mengendap.Jangan bernapsu menjawab.Bisa juga pertanyaan diajukan sebelum tidur.

"Sudah bahagia saat ini?

Komentar

Postingan Populer