Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Metamorfosis Jiwa

Belajar dari Kehidupan Seekor Kupu-Kupu Ada saatnya kita merasa tak berguna, bahkan menjijikkan bagi dunia. Kita berjalan lambat, tampak rakus, dan hanya tahu cara mengambil, bukan memberi. Kita menjadi “ulat” dalam hidup orang lain—tak disukai, dicibir, bahkan dihindari. Tapi... apakah itu akhir kisah kita? Tidak. Alam, dalam kebijaksanaannya yang diam, menyimpan rahasia paling agung tentang perubahan. Dan salah satu guru terbaik yang pernah Ia kirimkan pada kita... adalah seekor ulat kecil yang kelak menjadi kupu-kupu. Ulat bukan kutukan. Ia adalah awal. Kita semua memulainya dari sana—fase kasar, mentah, penuh kekurangan. Ulat tidak tahu caranya terbang. Ia hanya tahu bagaimana bertahan. Dalam diam, ia mencabik-cabik daun dan tak peduli dunia menyebutnya perusak. Tapi lihat lebih dalam. Bukankah itu juga kita? Saat hidup belum menemukan bentuknya, kita menjadi versi paling purba dari diri sendiri. Belum matang, belum sadar, belum tahu arah. Dunia mungkin mencemooh, tapi siap...

Postingan Terbaru

Kamulah Cinta

Tempat Suci,dimanakah?

Hadir pagi

Senyum yang Tak Tampak

Wajib Belajar

Mengapa Ibu Harus Bekerja?

Reformasi yang Ditelan Oligarki

Percakapan Bayi Kembar

Sebentuk Sayang yang Tak Riuh

Masih di tempat yang sama