Kematian

 Ernest Becker seorang antropolog mengungkapkan bahwa manusia memiliki "dua diri" yaitu diri fisik dan diri Konseptual. Diri fisik adalah jasmani,diri yang perlu makan dan minum.Sedangkan diri konseptual merupakan diri yang membangun identitas dan pandangan tentang diri kita atau kehidupan. Kita semua tahu bahwa Diri Fisik kita akan mati. Sejauh ini kematian tak bisa disangkal. Memang semua akan mati.

Teror tentang kematian menjadi kegelisahan ekstensial yang mendalam.Maka dalam rangka mengatasi ketakutan kematian fisik ,kita berusaha "mengingkari kematian" dengan membangun suatu Diri Konseptual yang akan hidup abadi.Sebagai manusia ,kita memiliki kemampuan mengonsep dan berpikir tentang diri kita secara abstrak. 

Kucing tak mampu duduk ngopi bersama teman-temannya membicarakan tentang capres cawapres. Anjing tidak berpikir tentang apakah Tuhan ada atau tidak.Burung merpati tak merenung tentang akhir semesta. 

Sedangkan manusia mampu membayangkan dirinya sendiri dalam situasi hipotesis dan teori untuk merenungkan waktu. Manusia bisa membayangkan sebuah realita tanpa perlu ada dirinya di dalamnya. Dengan kemampuan mental ini ,manusia berusaha sekeras mungkin mengabadikan nama mereka di buku,karya-karya seni dan kebijakan politik.

Inilah alasan kita untuk menghabiskan banyak waktu membaktikan diri pada dunia dengan harapan bahwa diri konseptual kita akan tetap hidup melampaui diri fisik kita.Dengan dikenang dan dihormati,kita akan hidup abadi meskipun fisik kita sudah tiada.Mengingkari kematian adalah proyek abadi.Semua peradaban manusia pada dasarnya merupakan hasil dari sebuah proyek abadi.

Nama para Nabi atau sastrawan,seniman ,Musisi atau filsuf  memiliki kekuatan untuk tetap dikenang.Bahkan ,penghormatan terhadap mereka semakin menguat saat fisik mereka tiada.

Proyek keabadian ini membangun berbagai tradisi,agama,pandangan politik dan inovasi teknologi. Perang  atau revolusi terjadi ketika suatu proyek keabadian bergesekan dengan proyek keabadian lainnya.Proyek keabadian ini adalah cerminan nilai-nilai yang manusia anut.

Rasa takut akan kematian menggerakkan manusia untuk peduli terhadap banyak hal.Hal itu sebagai pengalihan perhatian dari fakta kematian fsik yang tak dapat dihindari. Adanya asumsi bahwa kematian itu hal yang buruk. Namun,seharusnya manusia menghindari kesadaran ini,sebaiknya menhadapi dengan sebaik mungkin. Karena dengan merasa nyaman pada fakta kematian fisik,kita tidak hidup dalam ketakutan yang mendorong kita mencari keabadian yang tak logis atau pandangan dogmatik yang berbahaya. 

Para pendahulu kita mengingatkan agar kita semua menjaga kesadaran tentang kematian.Yang dengan begitu kita akan menghargai kehidupan dengan rendah hati serta memberikan tindakan totalitas dalam setiap tindakan.

Fisik kita akan mati

Maka apa yang kita wariskan sebelum kematian datang ?


*Catatan :

Om Sadgati Praptir Astu, Ma Arcana(Maya Safira Muctar)



Komentar

Postingan Populer