Moral

Pendidikan kita tampak masih sempit dalam membangun moral dan etika. Kita sering menemukan orang-orang yang berpendidikan tinggi  namun,tidak mencerminkan dirinya sebagai orang yang terdidik. Banyak para sarjana bahkan profesor yang cenderung memiliki watak buruk. Demi suatu pencapaian mereka bertindak menyimpang adab dan mengorbankan kepentingan yang lemah. Mengintimidasi kaum yang lemah.Dan bisa saja mereka itu adalah "Kita"

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moralitas  adalah memahami apa yang baik dan buruk dalam menjalani kehidupan. Walaupun baik dan buruk itu relatif. Dunia manusia membutuhkan moralitas dalam melanjutkan kehidupan. 

Sebagian orang mengira bahwa moral dapat dibangun lewat agama.Sementara kehidupan manusia sangat kompleks  dan agama tidak sepenuhnya dapat dijadikan satu-satunya acuan moral. Agama memang menawarkan ajaran moral ,tetapi agama berpijak pada dogma yang tidak selalu mengikuti zaman.Dunia cenderung berubah lebih cepat daripada kemampuan agama menanggapinya secara jernih dan tidak bias. Maka pendidikan moral tidak hanya bertumpu pada agama semata.

Moralitas dibangun untuk kepekaan nurani kita dalam memandang dunia .Moral tidak sekadar berpijak pada dogma tetapi,juga pada akal budi yang terasah.Proses penalaran akal budi juga mengalami proses yang berbeda tiap individu.Kualitas serta kuantitas moral dan etika dalam pendidikan.

Dalam hal ini bukan berarti perlu mengganti kurikulum. Bukan pula berarti memasukkan pelajaran moral jadi mata pelajaran dalam kurikulum. Ia bisa diselipkan,diajarkan dalam pelajaran sains.

Para ahli menyatakan esensi pendidikan itu ada tiga yaitu penyadaran,memanusiakan manusia dan pembebasan manusia.

Melalui pendidikan menyadarkan akan perannya manusia di dunia.Melalui pendidikan manusia dibebaskan dari kebodohan dan kemiskinan. Serta melalui pendidikan manusia menjadi semakin manusiawi dalam memahami kehidupan.

Ketiga hal itu dapat ditafsirkan dalam pendidikan sains.

Pendidikan sains hendaknya bukan hanya pemindahan pengetahuan saja. Bukan hanya hafalan rumus-rumus saja. Tetapi,mengajarkan juga nilai-nilai tersembunyi di dalamnya. 

Misalnya,dalam matematika siswa tidak hanya mampu memecahkan soal-soal matematika serta menghafal  rumus-rumus.Ajarkan juga 2+ 2 = 4,jangan dilebihkan. Jangan di "markup" .Agar anak tidak berpeluang menjadi koruptor.

Demikian juga dalam pelajaran biologi,siswa bukan hanya diajarkan sistem metabolisme tubuh dan bagian-bagian tubuh. Namun,ajarkan juga siswa untuk bisa mencintai tubuhnya sendiri.Bahwa tubuh itu berharga sehingga anak menjaga dan merawat tubuhnya.Tidak meracuni tubuh dengan obat-obat terlarang,juga agar tidak melakukan sembarang seks.Dalam pelajaran fisika juga demikian,siswa tidak hanya diajarkan hukum atau mekanisme alam. Dengan melihat kompleksitas alam ,siswa mampu mencintai dan menghargai alam karena manusia adalah bagian dari alam. Dalam pelajaran seni, siswa tidak hanya diajarkan cara bermain alat musik,membaca notasi musik .Melalui pendidikan seni siswa mengasah rasa dan kepekaan dengan dunia sekitar.Dalam pendidikan seni siswa juga diajarkan untuk berani terbuka dan mengekspresikan perasaaan.Kemampuan mengekspresikan itu penting untuk kesehatan mental.Sehingga akan tumbuh generasi yang cerdas.

Orang itu tambah pintar,akan tambah baik (Socrates)


Komentar

Postingan Populer