Rumah Kertas


 

Membangun perpustakaan adalah mencipta kehidupan.Perpustakaan tak pernah menjadi kumpulan acak dari buku-buku belaka (Hal.26)

Rumah Kertas adalah novel karya penulis Argentina,Carlos Maria Domingues. Novel ini memiliki tebal 76 halaman. Sebelum diterjemahkan novel ini diterbitkan pertama kali pada 2002 oleh Ediciones de la Banda Oriental dengan judul La casa de papel.Novel yang aku miliki cetakan kelima bulan Desember 2020.

Rumah Kertas dibagi menjadi empat bagian. Jika kamu membaca ini dengan serius mungkin sekali duduk sudah sampai halaman terakhir. Aku membaca secara pelan. Hingga halaman terakhir perlu waktu dua hari. Aku baca pagi hari dan esok siang hari. Novel ini sepertinya asik dibaca berulang kali. Jika kamu pembaca buku cocok memiliki buku ini.

Novel ini bercerita tentang perjalanan sosok "Aku" yang mendapati sebuah buku aneh yang dikirim ke alamat rekannya, Bluma, seorang profesor sastra di Universitas Cambridge, Inggris, yang tewas ditabrak mobil saat sedang membaca buku. Sejak kematian Bluma, sosok "Aku" ini menggantikan Bluma di jurusan Sastra Amerika Latin, memakai kantornya, dan mengajarkan mata kuliahnya, sekali pun ia tidak terkesan oleh adu pendapat soal kematian Bluma."Bluma membaktikan hidupnya pada sastra, tanpa pernah membayangkan bahwa sastralah yang akan merenggutnya dari dunia ini."

Buku mengubah takdir hidup orang-orang. Ada yang membaca kisah petualangan Sandokan,"Bajak Laut dari Malaysia" dan memutuskan menjadi profesor sastra di universitas-universitas terpencil.Siddharta membuat puluhan ribu anak mudamenggandrungi kebatinan,sementara Hemingway membuat mereka menggandrungi olahraga.Dumas memperumit hidup ribuan wanita,yang sebagian di antaranya selamat dari bunuh diri gara-gara buku resep masakan.Bluma termasuk korban buku-buku.

Ada dua golongan pencinta buku. Pertama kolektor yang bertekad mengumpulkan edisi-edisi,langka edisi pertama buku-buku Borges sekalitus artikel-artikel di majalah-majalah; buku-buku yang dicetak oleh Colombo, disunting oleh Bonet, sekalipun mereka tak pernah membuka-bukanya selain untuk melihat-lihat halamannya, seperti orang-orang mengagumi sebuah objek indah.Yang kedua tipe para kutu buku, pelahap bacaan yang rakus, seperti Brauer itu, yang sepanjang umurnya membangun koleksi perpustakaan yang penting. Pecinta buku tulen, yang sanggup mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk buku yang akan menyita waktu mereka berjam-jam, tanpa kebutuhan lain kecuali untuk mempelajari dan memahaminya.

Mengisahkan bagaimana para biliofil seperti Brauer dan Delgado memperlakukan buku-buku melebihi apa pun. Mereka rela mengorbankan hal-hal yang berharga demi buku-bukunya. Selain itu,kami bisa menemukan kisah tentang kebiasaan-kebiasaan para bibliofil yang biasa dan tak bisa soal buku-buku. Kisah yang benar-benar unik dan menarik. Ya, meski sayang kisah yang memikat ini terlalu singkat untuk dinikmati.


Tokoh Aku mulai menyelidiki kasus kematian Bluma dari buku yang berisi serpihan semen. Iapun menelusuri untuk mencari rahasianya. Ternyata buku itu berasal dari buku yang di cor,diaduk dengan semen untuk dibuat rumah kertas. 

Ia terbang ke Uruguay, menemui seorang pemilik buku klasik di sana, dan mencari tahu tentang Carlos Brauer. Tidak susah menemukan informasi seputar pria misterius itu, karena para kolektor buku mudah terlacak dari kecintaan mereka terhadap buku. Dan dari cerita-cerita orang yang mengenalinya itulah, informasi menyedihkan dan mengerikan--terutama bagi para pencinta buku--tentang jejak keberadaan Carlos Brauer disampaikan.

Buku ini keren, singkat, dan padat, sehingga kontennya bisa dengan cepat diserap oleh pembaca. Plot twist-nya tak terduga.  Saya jadi bisa memahami bagaimana perasaan si tokoh yang tengah diceritakan, sewaktu mengetahui bahwa kenangannya--dan kehidupannya--seputar buku menjadi tercerai berai hingga membuatnya frustrasi.

Kata New York Times ,"Buku tipis yang bisa menghantui pembaca jauh sesudah ditutup"

Komentar

Postingan Populer