Bila...

 Bila akhirnya puisi-puisiku berhenti, temuilah aku di simpang kotamu. Di bawah terik yang membakar, di antara ilalang yang berderak tiada henti. Di sana, aku akan menunggumu, bertumpu pada tangis paling manis yang pernah ada. Mungkin sekadar meratapi kisah yang telah lama senyap. Ketahuilah, aku tak lagi berada dalam hangatnya hari, atau senja yang selalu datang dengan setia. Aku hanya sekadar rindu, andai kau ingin bertemu.

 


Komentar

Postingan Populer