Hal yang ringan saja

Musim gugur telah tiba, mengetuk perlahan dengan irama yang tak tergesa-gesa. Konon, di kedalaman bumi, Dewa api menjaga bara kehidupan. Namun, di antara angin yang semakin kencang dan bunga aster yang rekah, ada hal yang lebih konstan: ingatan tentangmu.


Cinta, bagi kita, adalah sesuatu yang sederhana tapi penuh makna—tak perlu rumit seperti peta manusia yang berlomba-lomba mencipta sandiwara. Kita tahu, dunia ini penuh dengan tawa palsu yang menutupi luka, tapi di antara itu semua, kita memilih untuk tidak terbebani. Mengapa harus?


Bicara cinta, mari kita renungkan hal-hal ringan saja. Misalnya, mengapa Bika Ambon tak dinamai Bika Medan? Bukankah ia lahir di sana? Atau kita bisa tertawa soal nasi kucing, makanan yang sederhana namun mendadak jadi istimewa bagi manusia. Bahkan soal pedagang kaki lima yang sebenarnya hanya berkaki dua—sebuah misteri kecil yang menggelitik, tapi cukup untuk mengingatkan kita akan betapa aneh dan lucunya dunia ini.


Hidup, sayang, sudah terlalu rumit jika kita selalu ingat pada kecurangan dan rasa sakit. Kita hanya perlu cinta yang bersahaja, yang menghidupkan tawa dalam hal-hal kecil. Seperti menanam bunga di ladang karang—siapa tahu, di antara kerasnya dunia, kau bisa menjelma sebagai keajaiban yang mekar tanpa permisi.


Cinta, pada akhirnya, adalah tentang menemukan keindahan dalam yang tak sempurna.



Komentar

Postingan Populer