Perempuan penikmat sepi
Perempuan Penikmat Sepi
Di ujung malam yang lunglai,
ia tergeletak dalam pelukan sunyi,
mencoba membaca gemuruh yang tak terucap,
menyimak luka yang menari dalam dada.
Perempuan penikmat sepi,
melemah dalam dekapan lara,
tangisnya telah menjadi senyap,
air mata kering di sudut mata,
terkapar tanpa daya di peluk nestapa.
Gurat wajahnya samar,
tertimpa bayang tanpa cahaya,
ia mencari punggung tempat resah bersandar,
bertanya lirih—
masih adakah ketulusan di dunia yang fana?
Secuil harap kini bersenandung,
mengusap rapuh di sudut hati,
menyulam kidung di langit lengang,
agar sepi tak lagi terlalu tajam.
Komentar
Posting Komentar