Pagi Dingin
Hujan pagi itu seperti janji yang kau bisikkan di sela kantukku. Rintiknya jatuh perlahan di jendela, mengiringi langkahmu yang tergesa menuju dunia kerja, membawa serta doa-doaku yang melayang di udara. Aku selalu percaya, di antara embun yang mengendap di dedaunan dan aroma tanah yang basah, ada kasam—janji yang tak terucap, namun terpatri dalam setiap hembusan napas kita.
Kasam ki kasam. Sumpah demi sumpah. Seperti hujan yang setia menyapa pagi, kau pun selalu kembali. Mungkin dengan tubuh lelah dan bahu yang sedikit tertunduk, tapi matamu tetap menyala seperti cahaya yang menerobos mendung. Aku tak pernah meminta sumpah besar atau janji seumur hidup, cukup keyakinan bahwa setiap pagi kau akan tetap berangkat dengan semangat, dan setiap senja kau akan pulang dengan cerita.
Hujan pagi ini mengajarkanku satu hal: cinta bukan hanya soal kata-kata manis atau gempita asmara. Cinta adalah saat kau memilih berpayung dalam derasnya dunia, lalu tetap menatapku dengan teduh di ujung hari.
Komentar
Posting Komentar