Buku cetak
Buku Cetak: Perlawanan Terakhir di Era Serba Cepat
Di tengah dunia yang semakin tergesa-gesa, di mana notifikasi berlomba merebut perhatian, buku cetak tetap berdiri tenang. Ia tak berteriak minta dibuka, tak berkedip-kedip seperti layar gawai yang haus sentuhan. Ia hanya diam, menunggu, menawarkan ketenangan bagi siapa saja yang bersedia melambat.
Era digital memang membawa segalanya menjadi lebih cepat. Informasi berseliweran dalam hitungan detik, berita datang dan pergi sebelum sempat dicerna. Tapi buku cetak? Ia memaksa kita untuk berhenti sejenak. Untuk duduk, membuka halaman, dan tenggelam dalam kata-kata. Ia mengajak kita berpikir, bukan sekadar menyerap, tapi menelaah.
Dalam buku cetak, kata-kata tidak sekadar lewat. Ia tertanam. Ia memberi ruang untuk perenungan, untuk membangun pemahaman, bukan sekadar menggugurkan rasa ingin tahu yang instan.
Jadi, meski dunia digital terus menggempur, buku cetak akan tetap berjaya. Sebab selalu akan ada orang-orang yang merindukan kedalaman, yang mencari mutiara dalam kata-kata, bukan sekadar mengambang di permukaan lautan informasi.
Komentar
Posting Komentar