Hanya jadi kenangan

  Kita akhirnya dipertemukan setelah sekian lama hanya bisa berkomunikasi lewat dunia maya. Sudah tiga bulan kita mengenal setelah suatu hari kau tanpa aba-aba menyapaku lewat pesan singkat. Aku yang kala itu sedang jatuh karena hubungan yang kandas tanpa berpikir panjang membalas pesanmu. Dan ternyata ketika aku menekan tombol kirim, seakan aku juga sedang menekan sebuah tombol untuk menjalankan sebuah sistem, sistem itu membuat aku dan kau semakin dekat, dekat, dan sangat dekat.

     Tapi, kita hanya semakin dekat dalam rasa, raga kita terpaut jarak berkilo-meter jauhnya. Kita berbeda kota. Akhirnya kita hanya bisa berkomunikasi selama tiga bulan itu lewat dunia maya. Kadang mengirim foto, kadang menelpon, kadang video call kalau sedang ada kuota lebih. 

Dan akhirnya, tiba saat itu, saat kau akhirnya datang ke kotaku. Kau sedang berlibur selama 3 hari bersama kawan-kawanmu. Aku menjanjikan bahwa akan menemanimu selama 3 hari penuh, tetapi janji adalah rencana yang diusahakan. Aku hanya bisa menemanimu selama satu hari, satu hari yang akan sangat berharga di hidupku. 

    Pagi itu pagi yang cerah, Aku menjemputmu di tempat kau dan kawan-kawanmu menginap. Kau begitu cantik, ini adalah pertama kali aku melihatmu secara langsung. Kau lebih cantik dari yang ada di foto, aku sempat terpesona selama beberapa detik sampai kau menyadarkanku lewat suaramu, suara yang juga begitu indah.Saat itu aku benar-benar seperti tersihir oleh kekuatan dari dirimu. Kau mungkin menggunakan pellet waktu itu atau jangan-jangan malam sebelumnya kau mandi bunga tujuh rupa? Aku dengar itu bisa memunculkan aura kecantikan.Atau karna kau selalu menjapa namaku.

     Setalah kita basa-basi seperlunya akhirnya kita pergi ke tempat yang sudah kita sepakati sebelumnya. Tempat yang benar-benar kau ingin datangi hanya karena melihat postingan di media sosial. Seharian aku mengantarkanmu ke berbagai tempat wisata, makan makanan tradisional, berbicara ke sana-ke mari. Kau adalah orang yang menyenangkan untuk di ajak berbicara, kau bisa menempatkan kapan serius kapan bercanda, bahkan aku rasa kau sengaja menyetarakan tempo pembicaraan denganku. Kita banyak membicarakan hal-hal mulai dari buku sampai yang lebih membuat jitat berkerut.Kau orang yang cerdas.Kau memang benar-benar memikat.

     Hingga kita sampai pada sebuah senja di pinggir pantai. Aku sengaja memilih pantai sebagai tempat terakhir agar bisa menikmati senja bersamamu.Agar engkau tau air menenangkan bukan menakutkan.Kita berdua sama-sama menyukai senja, kau pernah berkata padaku waktu itu. Senja kala itu begitu indah, matahari jingga berubah ranum secara perlahan. Aku melihat senja itu berbeda dengan senja-senja yang lain, hingga tiba-tiba kau mencium pipiku. Aku melihat ke arahmu, dan kau masih melihat senja, tetapi dengan sebuah senyuman malu-malu. Aku tak akan pernah melupakan momen itu, sebuah kecupan dan senyummu? Kesederhanaan paling indah yang pernah aku rasa. 

     Setelah malam beranjak larut, aku mengantarmu ke penginapan. Semua terasa indah dan begitu romantis. Kita bertukar buku,ya karena kita suka membaca.Aku bertanya padamu apakah kau juga bahagia dan menyukai perjalanan seharian ini sama sepertiku, dan kau menjawab dengan anggukan bersama senyuman.

       Kadang Tuhan memberi kita sebuah cerita yang begitu indah tetapi tidak berakhir indah, seperti cerita kita. Setelah hari di mana aku mengantarmu, kau menghilang, lenyap tak berbekas, begitu cepat sampai aku tak diberi kesempatan untuk berpikir. Semua kontak yang kau punya tidak ada yang aktif. Bagaimana aku ingin mencarimu, alamat rumahmu saja aku tak tahu. Aku hanya bisa termenung, melihat telpon genggam, menunggu sebuah pesan atau panggilan darimu. Apakah kau baik-baik saja? 
Kenapa kau menghilang? 
Lalu kecupan, senyuman dan senja itu bermakna apa?

Komentar

Postingan Populer